Perjalanan kali ini adalah memblusuk ke kraton Surakarta dan sekitarnya. Mencari tau tentang sejarah yang banyak dilalaikan orang. Menelisik tiap sudut yang dahulunya tempat tinggal mereka-mereka yang jaya dan diagung-agungkan. Melihat dengan mata telanjang saksi bisu kekuasaan di masa silam.
Keraton Surakarta Hadiningrat didirikan oleh Sunan PB II pada tahun 1744 sebagai pengganti Keraton Kartasura yang porak-poranda akibat geger Pecinan 1743. Keraton Surakarta sebagaimana yang dapat disaksikan sekarang ini tidaklah dibangun serentak pada 1744-45 namun dibangun secara bertahap dengan mempertahankan pola dasar tata ruang yang tetap sama dengan awalnya.
saya bukan orang sejarah, namun perjalanan kali ini benar-benar menggugah. Perjalanan ini saya lalui bersama teman-teman baru. Ini adalah program dari komunitas Blusukan Solo yang bekerjasama dengan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Gratis! dengan fasilitas yang memuaskan.
Pertama datang, kami langsung diarahkan untuk registrasi dan diberi tas ransel yang berisi kaos, topi, samir, pin, majalah, buku tentang keraton dan sebotol air minum. Semua atribut wajib kita pakai selama acara berlangsung
Setelah semua peserta mengganti kaos, selanjutnya panitia menyuguhkan jajanan tradisional untuk pengganjal perut sebelum petualangan dimulai :D
Kami bersantai dengan peserta lain sambil menikmati jajanan.
Acara kemudian dilanjutkan dengan paparan singkat tentang sejarah keraton. Pemandu menceritakan panjang lebar awal mula keraton dibangun. Disini saya jadi tahu bahwa ternyata nama Surakarta diambil dari kata Kartasura yang dibalik.
Acara kemudian dilanjutkan dengan paparan singkat tentang sejarah keraton. Pemandu menceritakan panjang lebar awal mula keraton dibangun. Disini saya jadi tahu bahwa ternyata nama Surakarta diambil dari kata Kartasura yang dibalik.
Peserta dibagi menjadi 2. Satu kelompok jalan ke bagian utara, dan satu lagi ke selatan. Pertama kami menuju keraton langsung disambut oleh para prajurit keraton. Aduhai kapan lagi bisa seperti orang penting
Selanjutnya, kami langsung mulai memblusuk. Diawali dari bagian dalam keraton. Pemandu mengajak kami berkeliling keraton melihat-lihat foto raja-raja yang dahulu memerintah, patung-patung, relief, serta benda-benda peninggalan dari mulai keris, mainan anak, alat menanak nasi, baju, alat makan, kereta kuda dan lain sebagainya.
Ternyata sejarah bukan hanya terdapat di bangunan fisik keraton yang biasa orang datangi saja. Namun disekeliling keraton banyak bangunan-bangunan yang menyimpan banyak cerita. Sekarang bangunan-bangunan tersebut ada yang ditinggali warga biasa, ada pula yang sudah dikosongkan. Bahkan kami diajak ke makam yang berada didalam rumah warga. Perjalanan kali ini memang mengajak ku serasa masuk ke kehidupan masa itu. Membayangkan apa apa yang terjadi di jaman itu. Bagaimana tiap harinya Raja bergantian mengunjungi selir-selirnya, atau bagaimana raja menjalani prosesi pernikahannya, atau seagung apa Raja ketika menaiki kereta kudanya.
Saat makan siang, kami disambut lagi oleh para prajurit keraton ^^,, kali ini kami diberi kesempatan untuk mengambil gambar bersama bapak-bapak gagah ini. Semua peserta tak melewatka kesempatan emas ini demi mengupdate media sosial :p
setelah asik berfoto, kami menikmati makan siang bersama sekaligus bertemu dengan Gusti Puger, Sang Pemangku Adat. Disesi ini juga diadakan sesi bertanya. Orang-orang banyak sekali yang bertanya, dan saya mulai mengantuk :p.
saya pikir, disesi ini pula kami akan dipertemukan dengan raja. Namun sayapun mendadak kecewa saat tau ternyata kami tak bertemu Raja secara langsung.
"Keraton surakarta ini usianya sdh 300 thn, milik bangsa bukan milik bangsawan ", sahut Gusti Puger saat menjawab salah satu pertanyaan peserta.
Saya harap acara seperti ini akan terus ada. Perjalanan yang mendidik, bermanfaat dan tidak merogoh kocek dalam-dalam :p
Sejarah adalah bagian dari masa lalu. Bukan untuk dilupakan, tapi untuk diambil pelajaran..
saya pikir, disesi ini pula kami akan dipertemukan dengan raja. Namun sayapun mendadak kecewa saat tau ternyata kami tak bertemu Raja secara langsung.
"Keraton surakarta ini usianya sdh 300 thn, milik bangsa bukan milik bangsawan ", sahut Gusti Puger saat menjawab salah satu pertanyaan peserta.
Saya harap acara seperti ini akan terus ada. Perjalanan yang mendidik, bermanfaat dan tidak merogoh kocek dalam-dalam :p
Sejarah adalah bagian dari masa lalu. Bukan untuk dilupakan, tapi untuk diambil pelajaran..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar