Kamis, 14 Januari 2016

Mengetuk Pintu Rumah Tangga

Di penghujung bulan desember, lancar kau ucapkan janji. Demikianlah hari dimana aku tak bisa membaca perasaanku sendiri. Belum pernah kurasakan getaran sehebat yang kau ciptakan kemarin sayang. Barangkali memang kau orang terbaik yang sengaja Tuhan persiapkan. Aku tak menyangkal bahwa kini, aku mencintai hampir segala tentangmu. Pun aku bisa jatuh cinta pada canda candamu yang kerapkali menyebalkan. Terimakasih sayang tlah jadi lelaki pemberani yang datang mengajakku menjadi istri. Terimakasih tlah menjadikan sentuhan, gandengan serta sikap manja ini lebih berarti. Bahagia mencintai langkah langkahmu saat berjalan, detik detik saat kau mengantuk atau cara caramu bergurau. Adalah syukur ketika menyadari kau sudah jadi lelakiku. Tetaplah jadi lelakiku kini dan nanti 

Alhamdulillah.. Di penghujung tahun, kita tepat berdiri di sebuah pintu rumah tangga. Rumah yang barangkali selalu membuat hampir semua orang penasaran, bagaimanakah gerangan di dalamnya (termasuk kau dan aku ^_^)

 

Sebagaimana pengantin baru yang saling menggandeng dengan malu-malu, hari itu kau juga menggandeng tanganku yang hampir beku. Maka, kenyamanan manalagi yang bisa ku dustakan?. Kau gandeng tanganku, kau tuntun aku lebih dekat lagi dengan pintu rumah tangga. Pelan-pelan namun pasti, kau ajak aku mengetuk pintu itu bersama. 

 

Satu demi satu ketukan menjelma menjadi irama cinta yang merdu. Pintu itupun terbuka lebar, mempersilahkan kita memasukinya. Ku lihat ruang tamunya indah sayang. Kau pilihkan rumah yang begitu indah untukku yang bahkan belum pernah membahagiakanmu. Lalu, alasan apa yang tak membuatku terharu?

 

Rumah yang kau pilihkan begitu luas dan tampak begitu apik. Entah, aku belum mengerti tiap detail ruangnya. Semoga diruang-ruang rumah kita senantiasa tersedia kebahagiaan. Juga penyedot debu canggih yang mampu menyedot debu-debu dalam diri kita masing-masing, Cermin-cermin yang senantiasa mengingatkan betapa kita perlu jadi lebih baik lagi setiap harinya, serta sofa tempat kita berdua atau kelak anak kita bertukar cerita. Tak lupa tangga kita menuju keluarga yang penuh cinta.

 

Kini, di awal tahun yang membahagiakan kita mulai menempati rumah yang kau pilihkan. Kuharap, akan selalu ada letupan letupan cinta di setiap pojok ruangnya.

 

sekali lagi, Terimakasih sayang :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar