Sebentar lagi, tepat sebulan saya dkk meninggalkan Tuko. Desa penuh kenangan di Purwodadi, Kabupaten Grobogan. Sebulan lebih kami disana, seumur hidup mungkin kami mengenangnya.
Bagi kami, Tuko bukan sekedar desa dengan jalannya yang berlobang-lobang, atau debunya yang menjengkelkan. Tuko bukan sekedar desa yang terkenal akan sate kambingnya, Tuko lebih dari sekedar semua yang orang ceritakan. Saya rasa, kami punya separuh hati yang tertinggal disana. Separuh hati yang kami tinggal bersama bang freddy, mak yah, mbak mah, ibu puji, bapak puji, mas cilok, dan tentunya bocah-bocah Tuko yang hampir setiap hari mengisi hari-hari kami disana. Tak penting mereka anak bos, anak guru, anak bidan, petani, pedagang, atau siapapun. Yang terpenting adalah semangat yang selalu mereka bawa ke posko kami di samping warung sate Hj.Sarinem. Juga antusias mereka mengikuti sosialisasi-sosialisasi kami yang ala kadarnya.